Header Ads

Alfi Rahmatin Ulya, Im learner of Islamic state univerity of surabaya east java

Becak Ontel Tahun 70-an (Feature at taman Bungkul Surabaya)



Becak Ontel Tahun 70-an
Bola mata biru itu selalu tertuju pada arah pejalan kaki setelah keluar dari taman Bungkul maupun dari pintu RS. TNI. Ia adalah seoran tukang becak ontel, becak berwarna orange mengenakan topi serta arloji silver. Pada besi becak tertulis mulai 1972-an.
Bapak dengan 4 anak beserta 12 cucu ini masih terlihat bersemangat menjalani hari-hari dengan bekerja sebagai tukang becak ontel, dengan penghasilan yang tidak menentu setiap harinya.ujar bapak bernama Yadi ini. “begitu ingin keluar ya keluar mbak, masalah dapat atau ndak dapat itu urusan nanti,” dengan wajah tegas pria kelahiran 1950 ini mengatakannya.
Sewaktu muda beliau bekerja sebagai satpam, dan ketika usia 31 tahun ditinggal oleh istrinya. Namun pak Yadi memilih untuk tidak memilh menikah lagi demi mengurus anak-anaknya hingga dewasa. “becak juga seperti sepeda motor mbak pada zaman dulu, becak ini sejarah, dengan menunjukkan Surat Tanda Nomor Kendaraan atau biasa disingkat STNK yang mati tahu 1995.” Dengan jujur beliau mengutarakannya.
Prinsipnya, meskipun sudah tidak dibolehkan bekerja oleh anak-anaknya beliau tetap ingin mempunyai penghasilan sendiri. Walaupun anak-anaknya sudah sukses beliau tidak ingin merepotkan orang lain. Ujar penggemar kesenian wayang ini.
Usia bukan menjadi penghalang dari sebuah keinginan, asalkan kita mau berusaha dan berdo’a, seorang tukang becak berumur 68 tahun bekerja untuk menghidupi dirinya beserta keluarganya.

 Surabaya, 
Alfi Rahmatin Ulya (D07216005)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.